Aku akan bahagia karena aku adalah sang penyair
Seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya
Ia akan merasakan kenikmatan dengan memakai pakaian yang bukan jubahnya
Menampakkan perasaan jiwa yang bukan suara hatinya
Ia berperan sebagai orang gila, padahal ia orang yang cerdas
Berperan sebagai pemberani, padahal ia pengecut
Berperan bahagia, padahal ia...... Menderita
Ia juga bisa berperan sebagai pecinta
Yang menekan getaran cinta di hati untuk kebahagiaan orang lain
Dia akan mendengar suara kalbuku yang terucap dari mulutmu
Merasakan jiwa dan ruhku dari tubuhmu
Meminum perasaan sukmaku dari gelasmu
Menyanyikan irama laguku
Tetapi dari kenyaringan suaramu........
Bismillah, ku tutup syair syair dan kisah jahiliah demi cinta ku pada mu ya Rabb dan takut ku pada Jahanammu ya Allah..
Selasa, 28 Februari 2012
Minggu, 19 Februari 2012
Rehat syair
Assalamu’alaikum
Dengan menyebut nama
Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
Rehat
sejenak rehat merebak. Memandang langit mensyukuri segala kenikmatan. Ya akhi
ukhti, mari kita hitung sudah berapa nikmat yang belum kita syukuri. Sungguh
begitu banyak adanya. Wahai kawan kawan, mari rehat sejenak mendengar kisah
yang akan ku sampaikan. Kisah yang sedikit ada kebohongan, namun insya Allah
kau dapat mengambil hikmah di dalamnya. Wallahualam.
Terkisah
di sebuah negeri yang sangat indah. Dimana rumah rumah tinggi menjulang
menantang langit. Dimana raja rajanya mandi dengan susu dan leburan emas. Dimana
para wanitanya begitu cantik hingga setiap pendatang berkata, “Apakah ini surga
dimana bidadari membetulkan renda di bajunya”. Dan dimana para lelakinya nampak
tampan dan kekar. Negeri ini tak hanya indah di dalam kotanya, ia juga memiliki
hutan yang menghampar luas di sekitarnya. Melindungi mereka dari segenap musuh
yang menyerang. Selain hutan yang melindungi, di sekitar kota terdapat tembok raksasa
yang di bangun dengan campuran semen, besi dan emas. Selain itu mereka juga
membanggakan istana megah milik sang raja yang tingginya hingga menembus awan
tertinggi dan luasnya membuat raja raja lain berdecak kagum dan iri.
Sejenak
kita tinggalkan bangunan bangunan mereka, kita intip sedikit perilaku mereka. Mereka
adalah orang orang nasrani, Di lihat dari sebuah bangunan salib yang mereka
bangun tepat di tengah tengah kota dan gereja besar yang bersebelahan dengan istana
raja. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai pedagang, namun kota ini terkenal
oleh pertambangannya yang sangat kaya akan emas, berlian, rugby dan berbagai
macam bebatuan indah. Mereka tergolong orang orang yang sangat baik. Tamu tamu
dari negeri negeri yang jauh akan mereka buat betah. Jika tamu tamu itu
termasuk golongan orang kaya maka mereka akan membuat rumah mereka layaknya
rumah milik tamu tersebut. Tamu itu akan di hidangkan dengan makanan makanan
kesukaan mereka. Sama halnya dengan tamu miskin yang biasanya tergolong para
pengembara. Para tamu itu akan di terima di setiap rumah yang ada, bahkan
mereka saling berebut untuk menjamu tamu itu. sungguh sebuah ke anggunan yang
sangat indah. Begitulah sikap mereka yang saling berbagi.
Suatu
hari para malaikat sedang mengitari kerajaan itu. Mereka tersenyum melihat
orang orang tersebut saling berbagi makanan. Mereka semakin takjub ketika
mengetahui tidak ada kemiskinan yang menyentuh negeri itu. Namun tiba tiba
mereka tersentak ketika salah seorang diantara mereka berkata, “Allah melaknat
mereka, hanya kerugian bagi mereka”. Tatkala ia berkata demikian, ia langsung
merubah bentuknya menjadi seekor semut kecil.
Semut
itu melangkah masuk melewati celah kecil di gerbang kota. Setiap ia bertemu
dengan orang yang lalu lalang ia akan berkata, “Berilah makhluk ciptaan tuhan
yang kecil ini minum dan makanan, niscaya demi Allah kebaikan itu akan di
perhitungkan olehNya di akhirat karena tidak ada kebaikan yang walau hanya
sebesar biji dzarah tidak di perhitungkan olehNya”. Dan setiap orang yang
mendengar itu akan berkata, “Apa yang akan kami dengar dari orang lain jika
membantu mu, hanya memberi secuil gula dan setetes air akan menampakkan bahwa
kami orang orang miskin, demi istana megah disana kami adalah orang orang kaya
yang tak akan pernah habis hartanya walau kau meminta kenikmatan seluas samudra”.
Ketika mereka menjawab itu, semut itu hanya menunduk dan berlalu meminta tolong
pada orang lain lagi. Begitulah seterusnya hingga akhirnya ia masuk ke dalam
istana dan bertemu raja.
“Kau
adalah khalifah penguasa kerajaan megah ini, dan aku adalah tamu yang datang
dari tempat yang jauh, hendaknya tuan rumah memperlakukan tamu dengan baik
sesuai tuntunan agama mu dan tradisi bangsa mu, berilah hamba setetes air dan
secuil gula untuk dimakan, aku akan mendoakan kesejahteraan dan ketentraman
bagi kalian”, ujar semut dengan suara sedikit lemah namun lantang itu.
“Demi
singgasana ku yang terbuat dari emas dan permata, sesungguhnya rakyat ku tak
ada yang memberi apa yang engkau mau sedangkan aku pemimpin mereka, hendak
disimpan dimana muka ku ini di hadapan rakyatku jika aku memberimu hanya yang
seperti itu, pergilah dengan aman ke perkampungan kumuh di luar negeri kami dan
simpanlah do’a mu itu”, ujar sang raja sombong.
Maka
semut itu pun keluar dari kerajaan itu dan kembali ke bentuk semula yaitu
malaikat yang menyamar. Hari berganti hari dan bulan berganti bulan, sudah 9
bulan lamanya semenjak semut itu di usir. Saat itu terjadi hal yang sangat
tidak disangka. Kerajaan – kerajaan tetangga bersekongkol untuk menyerang
kerajaan megah itu. sang raja menyiapkan seluruh pasukannya untuk menjaga
gerbang kota. mereka menghadapi ratusan ribu pasukan musuh yang mengepung
seluruh kota. sungguh nampak seperti sekumpulan semut yang sedang mengerumuni gula.
Kegelisahan mulai menyelubungi pasukan penjaga kota. sebagian dari mereka pergi
kerumah untuk memendam harta harta mereka dan pergi melalui jalan rahasia
keluar dari kepungan para pasukan musuh. 3 hari lamanya pasukan musuh
mengepung. Juataan anak panah sudah di lepaskan dari dalam kota namun sejauh
mata memandang sejauh itu pula pasukan musuh terlihat dan nampak. Tembok raksasa
itu melindungi mereka dan menjadi beban tersendiri bagi para musuh. Hingga akhirnya
musuh mereka membuat alat yang melemparkan batu batu panas yang tak padam
apinya walau di lempar dari jarak jauh dan membuat tembok tembok itu leleh. Layaknya
bendungan yang runtuh, pasukan musuh mengalir deras memasuki kota. wanita, anak
anak, dan sang raja sendiri di penggal kepalanya hingga kota itu penuh darah
yang menggenang hingga mata kaki dapat terbenam oleh dara yang tergenang di
kota. melihat harta yang begitu banyak, kerajaan kerajaan yang menyerang itu
saling berselisih hingga akhirnya mereka kembali berperang antar sesamanya
untuk berebut harta. Melihat hal itu, malaikat penjaga gunung yang mengelilingi
kerajaan gemas dan akhirnya ia meminta izin untuk meluluh lantahkan mereka
dengan lahar yang sangat panas. Seketika itu juga seluruh harta baik itu yang
terpendam maupun yang tidak leleh di lahap oleh lahar yang begitu panas. Begitu
pula orang orang yang berperang. Jasad mereka tak nampak lagi karena meleleh
terkena lahar. Hanya sebagian orang yang beruntung mampu lari dari bencana
besar itu dan mengisahkan cerita itu pada orang orang di kampung halamannya….
Kawan
ku sahabatku, menjauhlah dari sikap riya’. Allah subhanahuwataala berfirman, “Maka
kecelakaanlah bagi orang orang yang shalat, (yaitu) orang orang yang lalai
dalam shalatnya, orang orang yang berbuat riya’”. Rasulullah pun bersabda, “Sesungguhnya
yang paling ku takutkan dari apa yang kutakutkan atas kalian adalah syirik
kecil (riya’)”. Kawan, niatkanlah semua karena Allah subhanahuwataala. Ucapkanlah
bismillah setiap hendak melakukan sesuatu karena niscaya itu lah yang terbaik
bagi kalian di dunia dan di akhirat. Semoga kisah ini bermanfaat, wallahualam.
Syair Pengingat
Demi nama para penyair
penyair terdahulu
Yang namanya
terpampang di pelataran ka’bah di masa itu
Demi nama penyair
jahiliah dulu
Yang sangat termahsyur
dan di banggakan mereka itu
Sungguh Islam telah merasuk ke
dalam setiap sendi makhluk ciptaan
Menghantarkan kebahagiaan tanpa
sedikit pun kesedihan
Maha suci Allah yang mencukupi
segala kebutuhan
Maha besar Allah yang menaburkan
benih benih keimanan
Demi nama para penyair
islam di masa jaya
Sungguh kita adalah
agama yang kaya
Menjadi khalifah di
balik besarnya surya
Ahad ahad Islam Berjaya
Allahuakbar Allahuakbar
Bangkitkan kembali kenangan masa
khaibar
Kenang kembali Badr yang
berkobar
Pelajari kembali Uhud yang
berbinar
Perang kita bukan
membawa pedang
Cukup iman kita bawa
dengan lantang
Syiar Islam
meruntuhkan jahil yang berkembang
Syair Islam memberi
ketenangan bagi para pendatang
Sabtu, 18 Februari 2012
gundah
Bismillah
Terduduk aku di balik
bayang bayang gelisah
Hati ini layaknya
sayap sayap yang patah
Resah resah gundah
Hati siapa yang tak ciut
Mengetahui rasul
menatapnya kecut
Hati siapa yang tak
takut
Melihat malaikat
memandang tak patut
Demi nama Allah dan
keamanan
Syair ku tak menyerang
muslim dan iman
Demi nama surga penuh
kenikmatan
Syair ku hanya
berisikan keindahan
Langganan:
Postingan (Atom)